Eropa 8 Hari 7 Malam (Day 1)

Hari yang dinanti pun tiba, yes! tanggal 30 September 2016 jam 22.50 jadwal penerbangan kami GA88 dari CGK ke AMS, saya janjian dengan Rani ketemu di Soekarno Hatta Airport jam 21.00 untuk menghindari antrian di counter check in dan imigrasi yang ada kemungkinan bakalan lama. Tepat jam 21.00 saya dan Rani ketemu di Terminal 2E kami pun langsung antri di counter check in sekitar 10 menit kami antri tiba giliran kami untuk check in prosesnya nggak lama setelah itu kami dapat boarding pass dan bergegas kami ke imigrasi, di imigrasi syukurnya tidak ada antrian panjang, kami hanya mengantri sekitar 5 menit dan lanjut lagi kami menuju ruang tunggu Gate E7.
 Boarding Pass

 Gate E7
Sekitar jam 21.20 kami boarding, masuk pesawat Garuda Indonesia yang memakai pesawat Boeing 777-300ER. Jujur ini pengalaman pertama saya terbang dengan Boeing 777 hahaha norak, karena selama ini di Hangar cuma bisa naik tapi tidak terbang secara pesawat kalo masuk hangar kalo nggak di service atau nggak parkir aja hahaha :))). Masuk kabin pesawat kami disambut dengan senyum yang ramah sama mba-mba mugari Garuda Indonesia dan kami tiba dikursi kami, saya di 37K dan Rani 37J. Kami duduk manis disana sambil nunggu pesawat lepas landas. Ohya ngomong-ngomong Nanda dan Bira sudah di Rotterdam, mereka memang 1 hari lebih awal terbangnya.
Welcome Onboard 37K
Tepat jam 23.00 pesawat mulai lepas landas meninggalkan Soekarno Hatta Airport, bye-bye Jakarta Indonesia hehehe, bersiap-siaplah kami terbang selama empat belas jam dan momen ini pertama kalinya saya terbang jauh bahkan sangat jauh sampai 14 jam *fiiuuuhh*. Selama awal-awal terbang saya menikmati film yang disedikan oleh In Flight Entertainment Garuda Indonesia, saat lagi asik-asiknya menonton film mba-mba mugari memberikan makan malam ke semua penumpang bagi saya ini adalah makan larut malam hahaha. Saya memutuskan untuk "pause" kan film dan fokus makan larut malam saya ini hahaha.

Setelah selesai makan saya pun lanjut nonton lagi tapi tidak bertahan lama karena mata ini kayak hati saya, nggak bisa bohong, ya memang mata dan hati saya tidak bisa bohong *apasih*, mata saya sudah ngantuk. Biasalah penyakit saya ini, lapar bodoh, kenyang bego hahaha *saatnya tidur* zzzzzzzz *di-skip ya*. Satu jam sebelum landing ada pemberitahuan dari Purser bahwa sebentar lagi akan dibagikan sarapan, yes! akhirnya makan lagi hahaha. Menu makan malam dan sarapan saya pilih nasi secara orang Indonesia kalau nggak makan nasi itu namanya belum makan hahaha.
Tidak lama setelah selesai makan kami pun landing di Amsterdam Airport Schiphol. Ah tidak lama lagi saya menginjakan kaki pertama kali di Benua Biru, sebuah mimpi waktu kecil yang menjadi kenyataan. Alhamdulillah tepat jam 7.20 LT pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia mendarat dengan sempurna di Amsterdam, kami pun bergegas turun dari pesawat setelah pesawat parkir dan pintu kabin dibuka. Hmmmm nafas pajang tanda lega saya hirup, 14 jam terbang dilalui. Sesampainya di Schiphol saya dan Rani mencoba menghubungi Bira dan Nanda via WhatsApp, kami mengandalkan WiFi Airport karena kami adalah fakir kuota enggan membeli kartu GSM lokal hahaha, kami berhasil menghubungi Bira dan Nanda dan sepakat untuk ketemu di Best Western Amsterdam Airport Hotel, saran dari Bira kami beli 1 day Amsterdam travel ticket. Saya dan Rani segera mencari loket penjualan Amsterdam Travel Ticket, loketnya ada di dalam Schiphol Airport dekat pintu keluar, loketnya cukup besar jadi mudah untuk menemukannya. Harga tiketnya seharga 15 Euro untuk sehari pakai jadi tiket ini semacan tiket terusan transportasi selama di Amsterdam. Untuk info lebih lanjut tentang Amsterdam Travel Ticket ada disini. Kartu ini mudah digunakan, kita Tap ketika masuk dan keluar dari angkutan yang kita gunakan.


Setelah tiket one day pass sudah ditangan kami segera mencari tau lokasi hotel tempat kami menginap melalui google, lokasi hotel kami ada di Hoofddorp segera kami ke pusat informasi untuk menanyakan angkutan umum seperti bus yang menuju Hoofddorp petugas informasi memberikan info kalau kami naik bus no 33 atau 34, tempat pemberhentian bus dari dan menuju airport ada persis di depan pintu keluar bandara. Kami segera ke halte tempat bus no 33 atau 34 berhenti jadi disini haltenya banyak dan dimasing-masing halte sudah ada petunjuk no bus yang berhenti di halte tersebut. Setelah menunggu sebentar, bus no 33 datang kami naik bus tersebut dan men-tap kartu one day pass namun tidak bisa, ada lampu berwarna merah yang menyala, saya heran dan mencoba menanyakan ke supirnya sambil menyodorkan kartu saya, kata si supir kartu tersebut tidak bisa digunakan dan ada tariff tersendiri kalau pakai bus. Kami terheran-heran segera kami kembali ke loket tempat beli tiket tersebut yang ada di dalam bandara, petugas tiket menerangkan kalau bus dari dan menuju bandara tidak termasuk dalam Amsterdam Travel Ticket, tiket tersebut hanya berlaku hanya yang ada di dalam gambar di tiket tersebut seperti GVB, Tram, Bus 197 Amsterdam Airport Express.

Jam menujukkan pukul 8.15 LT, kami memutuskan untuk berfoto-foto di sekitar Schiphol Airport sebelum naik bus, seperti biasa andalan spot foto para turis di Schiphol adalah tulisan Iamsterdam hahaha.


Setelah puas foto-foto di tulisan Iamsterdam yang ikonik itu kami melanjutkan ke halte tempat pemberhentian bus no 33 atau 34 enggak lama menunggu busnya pun datang. Sebelum naik kami coba menanyakan ke supir apa benar bus ini ke Hoofddorp? Si supir menjawab iya setelah itu mungkin karena dia melihat kami ini turis dan tujuannya ke hotel dengan spontan si supir tersebut menanyakan nama hotel tempat kami menginap, saya sebutkanlah nama hotelnya di Best Western Amsterdan Airport Hotel, si supir tersebut segera bilang kalau ada bus shuttle hotel di dekat pintu keluar Bandara dan itu FREE. Waaaah saya dan Rani kegirangan mendengar kata-kata gratis hahaha, bergegaslah kami ke halte bus shuttle hotel yang kasih tau sama si supir tadi, sesampainya kami disana bus shuttle-nya pun datang dan kami naik bus tersebut dan memang gratis hahaha.
Sesampainya di hotel saya dan Rani menghubungi Nanda dan Bira menanyakan keberadaan mereka ternyata mereka on the way dari Rotterdam ke Amsterdam. Sambil menunggu mereka, kami check in satu kamar dahulu untuk beberes koper, mandi dan istirahat sejenak sampai mereka sampai di hotel. Tidak lama setelah itu Nanda dan Bira sudah check in dan ambil kamar sebelah jadi saya berkemas angkat koper ke kamar sebelah berdua sama Nanda dan Bira sama Rani biar tidak terjadi hal-hal diinginkan ya hahaha.
Dari hotel kami melanjutkan city tour Amsterdam, kami rencana mau ke Amsterdam Centraal. Dari hotel kami menggunakan bus shuttle ke Schiphol dan dilanjutkan kereta dari Schiphol ke Amsterdam Centraal.
 
Saya, Rani, Bira dan Nanda
Di Amsterdam Centraal kami jalan-jalan menikmati kota sambil jalan-jalan kami menemukan jajanan kentang yang ramai sekali antriannya, kami tertarik untuk membeli kentang goreng tersebut seharga 4.70 euro.






Agenda kami hari ini ke Rijksmuseum, Van Gough Museum, Dam Square, Anne Frank Huis dan Red Light District. Ya Red Light District karena kami penasaran dengan tempat prostitusi dan ganja legal disana hahaha. Tujuan awal kami ke Dam Square, dari Amsterdam Centraal kami naik tram nomor 16 dan turun di Dam Square.

Setelah puas berkeliling di Dam Square kami berencana mau ke Rijksmuseum dan Van Gough Museum, dua museum tersebut berada di lokasi yang sama. Mulailah kami menbuka peta, peta aku peta *dora the explorer* hahaha. Kami mencari sinyal wifi untuk membuka Google Maps, di Amsterdam cukup banyak sinyal wifi bertebaran dan terbuka untuk umum. Setelah berhasil didapat lokasi Rijksmuseum dan Van Gough Museum tinggal mencari tau tram nomor berapa yang menuju kesana dari Dam Square dan ternyata kami kebingungan hahaha. Angkutan umum di Amsterdam banyak jenisnya tapi sangat disayangkan membuat bingung untuk para turis karena tidak terintegrasi dengan baik, bukan saya mengada-ada tapi sebelum saya ke Eropa saya sudah mencari tau tentang Amsterdam di Google dan kebanyakan turis yang pernah ke Amsterdam mengatakan hal sama yaitu angkutan umum di Amsterdam banyak jenisnya tetapi tidak terintegrasi dengan baik. Jadi usul Bira kami kembali ke Amsterdam Centraal terlebih dulu baru kemudian ke Rijksmuseum dan Van Gough Museum. Pokoknya kalau tersesat di Amsterdam lebih baik balik arah ke Amsterdam Centraal hahaha. Ohya peta tram bisa di download disini.
 
Dari Amsterdam Centraal kami naik tram nomor 2 dan turun di Rijksmuseum, sesampainya kami disana kami hanya berjalan-jalan sekitar museum tanpa masuk ke dalamnya karena kami tidak minat tentang museum tersebut dan juga di Indonesia kami juga jarang banget masuk museum apalagi kami kan turis hemat hahaha.





 
Setelah puas di Rijksmuseum dan Van Gough Museum kami melanjutkan ke Anne Frank House dan lagi-lagi kami memilih kembali ke Amsterdam Centraal kemudian lanjut ke Anne Frank House hahaha, dari Amsterdam Centraal kami naik tram nomor 1 dan turun di Westermarkt. Lagi, lagi dan lagi kami hanya berkeliling aja tanpa ada niatan mau masuk ke dalam Anne Frank House lagipula antrian buat masuknya saja puanjaaang banget alhasil makin malaslah kami untuk masuk kesana hahaha. Seinget saya disekitar sini ada masjid tapi sayangnya saya lupa nama masjid tersebut, Alhamdulillah dinegara yang kaum muslimnya minoritas masih ada masjid di kota ini, kami pun menyempatkan menunaikan kewajiban kami sebagai muslim untuk solat di masjid ini.
 



 



Tempat selanjutnya kami ingin ke Amsterdam Arena tempat stadion markas klub sepakbola Ajax FC, ini sih usul saya ke mereka karena saya menyukai sepakbola eropa, dari Anne Frank House kami ke Amsterdam Centraal (lagi) hahaha, sesamapainya di Amsterdam Centraal kami mencoba mecari tau tram nomor berapa yang ke Amsterdam Arena ketika sedang mencari lokasinya hujan sore hari pun turun, akhirnya kami memutuskan tidak ke Amsterdam Arena karena cuaca yang tidak memungkinkan, hujan yang romantis itu pun turun *apasih*. 




Karena perut kami sudah keroncongan minta asupan makanan maka dari Amsterdam Centraal kami memutuskan untuk kembali ke Schiphol, berharap disana ada sisa-sisa makanan hahaha maksudnya ada restoran yang jual makanan yang sesuai dengan lidah dan isi dompet kita hahaha. Berkeliling di Schiphol pun akhirnya tidak sia-sia karena kami menemukan restoran yang menjual soto  ayam, ya memang soto ayam khas Indonesia ada yang jual di dalam bandara Schiphol, nama restorannya "Toko Togo". Kami memesan soto ayam seharga 6 euro.

Setelah perut kenyang kami memutuskan kembali ke Amsterdam Centraal untuk menuntaskan rasa penasaran tentang daerah dimana prostitusi dan ganja legal disana, nama tempatnya Red Light District. Lokasinya sepanjang jalan dari Amsterdam Centraal ke Dam Square. Kami kesana sekitar jam 20.00 LT dari Amsterdam Centraal kami naik tram ke Dam Square sengaja kami memulai jelajahnya dari Dam Square agar sekali jalan dan finish-nya di Amsterdam Centraal dengan berjalan kaki. Sesampainya kami di Dam Square kami berjalan kaki ke Red Light District dan wow memang disini berjejer manikin wanita hidup sedang menjajakan dirinya. Ssssttt kalian diam-diam ya karena kami ambil fotonya juga diam-diam hahaha disini dilarang untuk ambi gambar.


Sudah cukup kami berjalan sekali saja tanpa harus memutar lagi hahaha, ujung dari jalan ini sudah dekat dengan Amsterdam Centraal. Jam sudah masuk ke 21.00 LT kami memutuskan kembali ke hotel untuk istirahat. Dari Amsterdam Centraal kami naik kereta ke Schiphol kemudian dari Schiphol naik Shuttle Bus Hotel yang gratis itu hahaha. Istirahat lebih awal karena besoknya kami harus terbang pagi jam 06.00 LT ke Roma. Jadi mau tidak mau jam 04.00 LT kami harus check out dari hotel dan menuju Schiphol Airport.
 
Cerita selanjutnya disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hong Kong 4 Hari 3 Malam (Day 1)

Hong Kong 4 Hari 3 Malam (Day 2)

Eropa 8 Hari 7 Malam (Day 6)